Selasa, 20 April 2010

KANKER SERVIKS

KANKER SERVIKS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

ERNY DAMAYANTI

NIM : 32722401D07073

PRODI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI

2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Hadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan sepanjang jaman Rasullulah SAW. Kami ucapkan juga terimakasih kepada dosen yang membimbing kami dam pembuatan makalah ini.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, juga membahas mengenai kanker servik.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak dan semoga makalah ini bermanfaat.

Sukabumi, 1 Desember 2009

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kanker Servik

2.1.1 Pengertian

2.1.2 Faktor Risiko

2.1.3 Tanda-tanda pada fase pra kanker

2.1.4 Pencegahan

2.1.5 Pengobatan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

.

Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang tersering dijumpai di Indonesia baik diantara kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker, kejadiannya hampir 27% diantara penyakit kanker di Indonesia.

Diantara tumor ganas ginekologik, kanker serviks uterus masih menduduki peringkat pertama di Indonesia. Selama kurun waktu 5 tahun (1975-1979) di RSUGM/RSUP Sardjito 179 diantara 263 kasus (68,1%). Soeripto dkk menemukan frekuensi relatif karsinoma serviks di Propinsi D.I.Y 25,7% dalam kurun 3 tahun dan 20,0% dalam kurun 2 tahun diantara 5 jenis kanker terbanyak pada wanita sebagai peringkat pertama. Umur penderita 30-60 tahun, terbanyak antara 45-50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9% dari wanita berusia < 35 tahun menunjukan kanker serviks yang invasif pada saat didiagnosa, sedangkan 53% dari KIS terdapat pada wanita dibawah usia 35 tahun.

1.2 Tujuan

Ø Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Ø Agar mahasiswa mengetahui pengertian kanker servik

Ø Agar mahasiswa mengetahui faktor risiko kanker servik

Ø Agar mahasiswa mengetahui tanda-tanda pada fase pra kanker

Ø Agar mahasiswa mengetahui pencegahan dan pengobatan untuk kanker servik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kanker Servik

2.1.1 Pengertian

Kanker servik adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daearah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak di antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

Layaknya semua kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

2.1.2 Faktor Risiko

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks adalah :

1. Hubungan Seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda. Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena servik.

2. Berganti-ganti pasangan seksual.

Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi human papilloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan kanker servik, penis dan vulva.

3. Merokok

Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kankere servik dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.

4. Defisiensi zat gizi

Defisiensi asam folat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang serta mungkin juga meningkatkan resiko terjadinya kanker servik pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retionol ( vitamin A)

5. Trauma

6. Kronis pada Servik seperti persalinan, infeksi dan iritasi menahun

2.1.3 Tanda-tanda pada fase pra kanker

1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina

2. Pendarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi pendarahan

3. Timbulnya pendarahan setelah masa menopause

4. dapat bercampur dengan darah.

5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi pendarahan kronis.

6. Timbul nyeri panggul (velvis) atau diperut bagaian bawah bila ada radang panggul. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan

7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, bengkak kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rektum).

2.1.4 Pencegahan

1. Penggunaan kondom saat berhubungan seks dapat membantu pencegahan penularan penyakit infeksi menular seperti Gonorrhoe, chlamydia, sifilis dan HIV /AIDS

2. Menghindari merokok, meningkatkan derajat kesehatan secra umum dan mencegah CIN (cervical intraepitelial neoplasia) dan kanker leher rahim

3. Menghindari pencucian vagina

Sering kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik" atau kesehatan. Padahal, kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran. "Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks

2.1.5 Pengobatan

Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan:

1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.

2. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.

3. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mendiagnosis tumor ganas pada serviks uterus tidaklah sulit, apalagi bila tingkatannya sudah agak lanjut. Dengan memperhatikan perubahan diplastik dari epitel servik, penanganan yang sederhana tetapi benar akan menghindarkan wanita dari kanker serviks. Bilamana deteksi dini dapat diupayakan, maka angka kematian wanita karena kanker serviks pastinya akan berkurang.

3.2 Saran

Ø Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya keluhan.

Ø Datanglah ke tempat periksa untuk pemeriksaan PAP SMEAR

Ø Jika ditemukan kelainan pra kanker ikutilah pesan petugas kesehatan/ dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan ditunda.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka, 2008.

Verralls, Sylvia. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta: EGC, 1997.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar